Mahasiswa PGMI Mengikuti Workshop Strengthening Literacy For In-Service Teacher/Student Teacher (PPG)

Workshop Strengthening Literacy For In-Service Teacher/Student Teacher (PPG) merupakan salah satu program yang bertujuan untuk meningkatkan literasi media dan informasi untuk pengembangan profesionalisme guru di dunia Pendidikan. Workshop ini dibuka oleh sambutan dari Direktur GTK Madrasah, Dr.Muhamad Zain,M.Ag. Beliau menyampaikan bahwa workshop ini merupakan bagian dari upaya Kemenag untuk mengingkatkan kualitas Pendidikan guru maupun calon guru madrasah di Indonesia. Beliau juga berharap bahwa workshop ini bisa memberikan manfaat dan inspirasi bagi para peserta serta mampu menyebarluaskan kepada guru-guru maupun calon guru di madrasah lain. Dalam workshop ini dibentuk beberapa kelompok heterogen yang didalamnya terdiri dari guru-guru madrasah serta mahasiswa yang bertujuan saat kegiatan workshop mampu bertukar pikiran serta pengalaman yang lebih kooperatif antara peserta satu dengan peserta lainnya.

Setelah sambutan, workshop ini dilanjutkan dengan materi pertama tentang Literasi Media Informasi (LMI) dalam Pendidikan yang disampaikan oleh Salamah Agung, P.hD (UIN Syarif Hidayatullah Jakarta). Beliau menjelaskan bahwa definisi dari literasi media informasi berpedoman pada DEIA yaitu Diversity (kebersamaan), Equity (kesetaraan), Inclution (Inklusi), Acsebility (Aksebilitas). Literasi media informasi dapat menjadi strategi Pendidikan yang berkualitas, dengan cara membekali peserta didik dengan keterampiilan, pengetahuan, dan sikap dengan media secara kritis. Dengan berpedoman DEIA mampu menghindari dissinformasi, diskriminasi, serta permasalahan lainnya yang terjadi di dunia media informasi. Pembahasan ini diperkuat dengan materi kedua yang disampaikan oleh Prof.Dr.Zulfiani, S.Si, M.Pd (UIN Syarif Hidayatullah Jakarta) mengenai penggunaan literasi media informasi dalam dunia Pendidikan. Beliau memaparkan bahwa literasi media informasi atau LMI memberi kita kemampuan untuk meningkatkan cara mengakses, memproses, dan menggunakan informasi. Keterampilan utama LMI diantaranya (1) literasi informasi yakni menemukan dan mengakses informasi, (2) literasi media yakni memahami peran dan fungsi media, (3) literasi digital yakni penggunaan alat digital. Dalam materi workshop ini peserta diberikan beberapa konten media informasi dan peserta mampu menganalisis keterkaitan dengan keterampilan LMI. Maka, dari keterampilan utama LMI dalam Pendidikan mampu mengevaluasi bahan ajar yang pembelajaran serta menjadi strategi literasi yang digunakan guru dan peserta didik.

Penggunaan literasi media informasi juga harus menganalisis informasi fakta atau opini dari informasi yang didapat. Sebagai guru harus mampu memiliki kemampuan dalam memilah informasi dan memberikan edukasi pada peserta didik. Agar peserta didik mampu meiliki keterampilan berpikir kritis, kreatif, dan etis dalam mengonsumsi dan menghasilkan informasi. Hal tersebut disampaikan oleh Rifki Fajar Ganda Wiguna, S.Pd., M.Hum (Universitas Islam Indonesia). Materi ketiga adalah tentang pengembangan modul pembelajaran dengan prinsip literasi media informasi (LMI). Materi ini disampaikan oleh Prof.Siti Nurul Azkiyah, P.hD (UIN Syarif Hidayatullah). Modul pembelajaran dirancang untuk menyajikan informasi secara sistematis, berupa dokumen pedoman yang berkaitan penyajian matri yang terorganisir. Modul pembelajaran hendaknya dikaitkan dengan skill LMI yang bertujuan agar pembelajaran berisikan konten yang relevan, berbasis proyek atau situasi nyata, dan mengembangkan etika penggunaan informasi. Peserta workshop diminta untuk membuat modul ajar yang didalamnya memuat keterampilan LMI sesuai bidang masing-masing. Dengan membuat modul ajar yang dikaitkan dengan literasi media informasi bertujuan agar dapat memberikan manfaat yang optimal bagi siswa dalam proses pembelajaran.

Materi keempat adalah mengenai integrasi literasi media dan informasi dalam Project Based Learning (PjBL) yang disampaikan oleh Melissa Sindy Astika Ariyanto, M.Pd. (UIN Syarif Hidayatullah). Dalam pembahasan ini menerangkan bahwa dalam PjBL terdapat tiga poin penting diantaranya (1) aktif yaitu peserta didik belajar secara kolaboratif dengan aktif dalam proyek-proyek dunia nyata yang bermakna secara pribadi, (2) produk yaitu peserta didik mampu membuat produk publik yang nyata, dan (3) skills yaitu peserta didik mengembangkan pengetahuan konten dan keterampilan berpikir kritis, kolaborasi, kreatif dan komunikasi. Peserta workshop diberikan pelatihan dalam membuat tahapan PjBL berdasarkan materi pada modul ajar sebelumnya yang dibuat dan diintegrasikan skill LMI. Maka, pada model pembelajaran PjBL ini mampu membantu peserta didik dalam mengembangkan literasi media dan informasi melalui proses pembelajaran yang berorientasi pada proyek dan berbasis masalah serta mengaplikasikan dalam konteks nyata dan autentik. Keterkaitan PjBL dengan literasi media dan informasi, keduanya saling mendukung dan memperkuat dalam menciptakan pembelajaran yang bermakna dan relevan.

Pada materi terakhir di workshop ini disampaikan oleh Erik Supit (UIN Syarif Hidayatullah Jakarta) mengenai Artifical Intellegent (AI) dalm literasi media informasi pembelajaran. Beliau menyampaiakan bahwa AI merupakan computer untuk meniru tugas-tugas yang biasanya dilakukan manusia meliputi pemahaman bahasa, pengambilan keputusan, dan pemecahan masalah. AI dalam bahasa Indonesia memiliki kebahasaan yang sesuai kaidahnya. Beliau juga memberikan pelatihan bagaimana menggunakan aplikasi AI yang bermanfaat bagi guru. Aplikasi AI diantaranya (1) Microsoft Bing, (2) Notion, (3) Chat GPT 3.5 atau 4.0, (4) Claude, dan (5) Canva. Maka adanya kemampuan AI dapat memberikan dampak besar tergantung cara penggunaannya. Meski dalam Pendidikan memberikan pengalaman efesiensi pembelajaran. Tetap perlu diperhatikan etika penggunaannya untuk mencegah potensi resiko dan dampak negatif.

Saya merasa sangat senang mengikuti workshop ini karena mendapatkan banyak ilmu dan pengalaman baru tentang literasi, khususnya literasi media informasi dan AI. Saya belajar bagaimana mengajarkan literasi kepada peserta didik nantinya dengan cara yang menarik dan efektif serta bagaimana memanfaatkan AI untuk membantu proses pembelajaran dan penilaian. Saya juga mendapatkan banyak pengalaman dengan teman-teman workshop dari guru-guru madrasah yang berasal dari berbagai daerah serta mahasiswa dari universitas lain. Saya berterima kasih kepada Kementerian agama yang telah menyelenggarakan workshop ini serta para narasumber yang telah memberikan materi yang bermanfaat dan menarik. Saya berharap workshop ini bisa memberikan manfaat dan dampak positif bagi guru maupun calon guru madrasah agar bisa menjadi guru yang kompeten dan profesional di era digital. Semoga para guru dan calon guru madrasah bisa berkontribusi bagi kemajuan pendidikan bangsa Indonesia