**Seminar “Smart in Social Media, Strong in Morality”: Upaya Penguatan Karakter Siswa Madrasah di Era Digital**
Yogyakarta — Di tengah derasnya arus digitalisasi yang memengaruhi pola pikir, perilaku, hingga karakter remaja Indonesia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta bekerja sama dengan Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI menyelenggarakan seminar bertajuk “Smart in Social Media, Strong in Morality: Membangun Karakter Siswa Madrasah di Era Digital”. Kegiatan ini digelar pada Senin, 17 November 2025 di Hotel New Saphir Yogyakarta, dan diikuti oleh 255 siswa Madrasah Aliyah se-DIY.
Seminar ini menghadirkan dua narasumber utama, yakni Prof. Dr. Dody Hartanto, M.Pd., dosen Bimbingan dan Konseling Universitas Ahmad Dahlan, serta H. Singgih Januratmoko, S.K.H., M.M., Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI. Keduanya menyoroti urgensi pembentukan karakter digital di tengah tingginya paparan media sosial pada remaja. Rektor UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Prof. Dr Noorhaidi, M.A, M.Phil, P.hD bersama dengan Dekan FITK, Prof. Dr. Sigit Purnama, M.Pd berkenan hadir dalam acara tersebut.
Dalam pemaparannya, Prof. Dody menegaskan bahwa media sosial telah mengubah pola interaksi remaja secara drastis. Data yang ia sajikan memperlihatkan realita yang memprihatinkan, mulai dari rendahnya indeks keberadaban digital Indonesia hingga meningkatnya waktu penggunaan gawai oleh remaja, yang mencapai rata‑rata 8,5 jam per hari untuk hiburan. “Remaja mengalami brain rot: penurunan kapasitas intelektual akibat konsumsi konten pendek, dangkal, dan kurang menantang,” ujarnya.
Selain masalah intelektual, dampak psikologis juga menjadi sorotan. Studi internasional menunjukkan bahwa hampir 60 persen siswi SMA mengalami perasaan sedih berkepanjangan dan semakin banyak remaja mempertimbangkan tindakan bunuh diri. Tekanan citra tubuh, budaya FOMO, perundungan digital, hingga kecanduan gim turut memperburuk kondisi kesehatan mental generasi muda.
Sementara itu, H. Singgih Januratmoko menekankan pentingnya peran keluarga, guru, dan lembaga pendidikan dalam menuntun siswa agar lebih bijak bermedia. Ia menyoroti fenomena kurangnya perhatian orang tua dalam pengembangan bakat anak, yang menyebabkan banyak siswa tidak mengenali potensi diri. “Tanpa bimbingan, remaja mudah terseret arus konten negatif dan kehilangan arah dalam menentukan masa depan,” ungkapnya.
Kegiatan seminar tidak hanya berisi pemaparan materi, tetapi juga sesi analisis kasus dan diskusi interaktif. Para peserta diajak membedah contoh nyata penyebaran hoaks, manipulasi visual, dan perilaku toxic di media sosial. Metode Saring: Cek Sumber, Cek Tanggal, Cek Fakta, hingga Cek Konteks diperkenalkan sebagai panduan praktis untuk meningkatkan literasi digital.
Materi penguatan karakter juga menjadi fokus utama. Peserta diberi pedoman bermedia sosial yang baik, seperti menjaga etika berkomentar, menghormati privasi orang lain, hingga menjaga aurat dan kehormatan diri. Mereka juga diperkenalkan pada teknik manajemen waktu digital, termasuk metode Pomodoro dan aturan 30‑3‑0 untuk membatasi penggunaan media sosial secara sehat.
Selain itu, seminar menyoroti pentingnya penentuan minat karier bagi remaja madrasah. Data menunjukkan bahwa 70–81 persen siswa mulai memikirkan masa depan karier sejak kelas 10 hingga 13. Faktor minat pribadi, pelajaran yang disukai, isu kesehatan, ekonomi, hingga kepedulian terhadap lingkungan menjadi alasan utama remaja memilih jalur profesi. Narasumber menekankan bahwa kesehatan digital dan moralitas menjadi fondasi penting bagi keberhasilan karier di masa depan.
Kegiatan seminar berlangsung interaktif dan mendapat antusiasme tinggi dari peserta. Para siswa menyampaikan pengalaman mereka terkait tekanan media sosial, tantangan konsentrasi belajar, hingga kebutuhan akan panduan digital yang lebih jelas dari pihak sekolah dan orang tua. Acara diakhiri dengan sesi foto bersama antara narasumber, peserta, dan panitia, Dr. Fitri Yuliawati, M.Pd.Si sebagai PIC sangat senang kegiatan seminar bisa sesuai dengan Rundown.
Melalui kegiatan ini, FITK UIN Sunan Kalijaga berharap generasi madrasah mampu menjadi pengguna media sosial yang cerdas, kritis, dan berakhlak mulia. Seminar ini juga menjadi langkah strategis untuk mendukung visi Madrasah Mandiri dan Berprestasi yang mampu beradaptasi dengan dinamika era digital tanpa meninggalkan nilai moral dan etika keislaman.