Menelusuri Kehidupan Satwa: Pengalaman Belajar di Kebun Binatang

Mahasiswa PGMI baru saja menggelar studytour ke kebun binatang Gembira Loka pada akhir pekan lalu. Kegiatan ini tidak hanya menjadi ajang rekreasi, tetapi juga kesempatan langka untuk belajar langsung tentang satwa liar dan ekosistemnya. Sejak pagi, para mahasiswa sudah berkumpul dengan penuh semangat di Gedung Kuliah Terpadu (GKT) sebagai titik kumpul sebelum keberangkatan, mahasiswa siap menjelajahi setiap sudut kebun binatang yang menjadi rumah bagi ratusan spesies dari berbagai belahan dunia. Kunjungan ini adalah bagian dari program pembelajaran luar kelas pada mata kuliah IPA Dasar MI, di mana mahasiswa diajak untuk melihat langsung konsep-konsep yang sebelumnya hanya mereka pahami melalui buku dan ruang kelas.

Sesampainya di lokasi, mahasiswa terlebih dahulu diberi arahan oleh ibu Fitri Yuliawati, S.Pd.Si.,M.Pd.Si tentang apa saja yang akan dilakukan selama kegiatan observasi berlangsung. Sebelumnya para mahasiswa sudah dibagi menjadi beberapa kelompok kecil salah satunya kelompok 2C yang terdiri dari Tiar Luqmaanul Khakim, Siti Nur Azizah, Baiq Ummi Rachmalia, Zahra Fitri Nur’azizah, dan Ega Agustiana Putri yang dimana mereka akan dipandu oleh seorang mahasiswa field study yaitu Muhammad Nizar Al Bashir, S.Pd untuk memandu proses observasi mahasiswa agar sesuai dengan tugas yang telah diberikan.

Adapun hasil observasi dari kelompok 2C yaitu:

  1. PISCES ( Phenacogrammus interruptus ) Ikan Kongo Tetra
    1. Sistem klasifikasi Kingdom: Animalia Phylum: Chordata

Class: Actinopterygii

Order: Characiformes

Family: Alestidae

Genus: Phenacogrammus

Species: Phenacogrammus interruptus

B.Sistem Pernafasan

Proses pernapasan pada ikan Kongo Tetra (Phenacogrammus interruptus) terjadi melalui insang, yang merupakan organ utama untuk mengambil oksigen dari air. Ketika ikan membuka mulutnya, air masuk dan mengalir ke ruang insang. Insang memiliki filamen yang dilengkapi dengan lamela, struktur halus yang memperluas luas permukaan insang untuk pertukaran gas. Saat air mengalir melewati lamela, oksigen yang terlarut dalam air berdifusi masuk ke dalam darah ikan melalui kapiler di dalam lamela, sementara karbon dioksida dari darah berdifusi keluar ke air. Setelah oksigen diambil, darah yang kaya oksigen akan dipompa oleh jantung dan disirkulasikan ke seluruh tubuh ikan untuk mendukung fungsi organ dan jaringan. Di sisi lain, air yang telah kehilangan oksigen dan mengandung karbon dioksida akan dikeluarkan melalui operkulum (penutup insang) di sisi kepala ikan. Proses ini berlangsung terus-menerus selama ikan bernapas, memastikan ikan mendapatkan oksigen yang dibutuhkannya untuk bertahan hidup di air.

C.Sistem Reproduksi

Ikan Kongo Tetra (Phenacogrammus interruptus) berkembang biak melalui reproduksi ovipar, yaitu dengan bertelur. Pembuahan terjadi secara eksternal, di mana telur betina dibuahi oleh sperma jantan di luar tubuh, biasanya di air. Ikan jantan memiliki ciri-ciri sirip yang lebih panjang dan warna yang lebih cerah dibandingkan betina, sementara betina biasanya memiliki perut yang lebih besar, terutama saat membawa telur. Proses pemijahan dimulai ketika ikan jantan merangsang betina untuk melepaskan telurnya. Setelah telur dilepaskan, jantan segera mengeluarkan sperma untuk membuahi telur tersebut. Telur yang dibuahi kemudian menempel pada tanaman atau substrat di lingkungan sekitar. Masa inkubasi telur berlangsung selama 6 hingga 8 hari, tergantung pada suhu air, hingga akhirnya menetas. Setelah menetas, larva ikan akan hidup dari nutrisi yang terdapat dalam kantung kuning telur selama beberapa hari hingga siap mencari makan sendiri. Ikan Kongo Tetra tidak memiliki perilaku parental care, sehingga mereka tidak merawat atau melindungi telurnya. Baik telur maupun burayak (anak ikan) sering kali rentan terhadap predasi, termasuk oleh induknya sendiri, sehingga di lingkungan akuarium, peternak biasanya memisahkan telur atau burayak untuk mencegah dimakan oleh ikan dewasa.

D.Cara Hidupnya/Habitatnya

Ikan Kongo Tetra (Phenacogrammus interruptus) adalah ikan air tawar yang berasal dari daerah aliran Sungai Kongo di Afrika, dan mereka lebih suka hidup di perairan yang tenang, seperti kolam, sungai dengan aliran lambat, dan danau. Habitat mereka seringkali kaya akan vegetasi air, yang memberikan perlindungan dan tempat bersembunyi dari predator. Ikan ini lebih menyukai air bersih dengan pH netral hingga sedikit asam, serta suhu yang berkisar antara 24°C hingga 28°C. Sebagai ikan sosial, Kongo Tetra biasanya ditemukan dalam kelompok atau kawanan, dan mereka lebih aktif di siang hari, berenang di lapisan tengah hingga permukaan air. Mereka adalah pemakan omnivora yang mengonsumsi berbagai jenis makanan, termasuk alga dan serangga kecil. Proses reproduksi terjadi dengan cara bertelur di area dengan tanaman akuatik yang subur, di mana kondisi ideal seperti suhu dan kualitas air berperan penting dalam keberhasilan pemijahan. Kongo Tetra merupakan spesies yang adaptif dan menjadi populer di kalangan penghobi akuarium.

E.Fakta Menarik

Ikan Kongo Tetra (Phenacogrammus interruptus) adalah salah satu ikan air tawar yang menawan dengan warna cerah dan pola yang memikat, terutama pada ikan jantan yang memancarkan nuansa biru dan hijau. Ikan ini berasal dari sungai- sungai di Kongo, Afrika, dan dikenal sebagai ikan sosial yang lebih suka hidup dalam kelompok, menjadikannya sangat aktif dan dinamis di akuarium. Selama musim kawin, ikan jantan akan memperlihatkan perilaku yang mencolok, termasuk perubahan warna dan gerakan berputar untuk menarik perhatian betina. Selain itu, Kongo Tetra juga terkenal karena ketahanannya terhadap perubahan lingkungan, menjadikannya pilihan populer di kalangan penghobi akuarium. Keanggunan dan kecantikan gerakannya menambah daya tariknya, menjadikan ikan ini sebagai salah satu favorit di dunia aquascaping.

AMPHIBI (Ambystoma mexicanum) Salamander Axolotl

A. Sistem Klasifikasi Kingdom: Animalia

Filum: Chordata

Kelas: Amphibia

Ordo: Urodela

Famili: Ambystomatidae

Genus: Ambystoma

Spesies: A. mexicanum

Nama Latin/Ilmiah: Ambystoma mexicanum

B.Sistem Pernapasan

  • Salamander bernapas dengan berbagai cara, yaitu melalui kulit, insang, paru- paru, atau kombinasi kulit dan paru-paru:
  • Kulit: Salamander bernapas dengan kulitnya yang lembap dan halus. Kulit salamander berfungsi sebagai permukaan pertukaran gas, di mana oksigen masuk ke dalam tubuh dan karbon dioksida dilepaskan. Lipatan kulit atau kerutan pada salamander meningkatkan luas permukaan untuk bernapas.
  • Paru-paru: Sebagian salamander terestrial memiliki paru-paru primitif, dan beberapa spesies memiliki insang dan paru-paru. Kebanyakan salamander memiliki dua paru-paru, dengan lobus tunggal (akuatik) atau lobus berkantung (terestrial). Ada juga salamander yang tidak memiliki paru-paru.

C.Sistem Reproduksi

Axolotl, yang merupakan makhluk soliter, mencapai kematangan seksual pada usia satu tahun, dan musim pemijahannya di alam liar adalah pada bulan Februari. Pejantan mencari betina, mungkin menggunakan feromon, dan melakukan tarian "hula" untuk mendekati betina, menggoyangkan ekor dan tubuh bagian bawahnya. Sang betina merespons dengan menyenggolnya dengan moncongnya.

D.Cara Hidupnya/Habitatnya

Axolotl merupakan hewan asli danau dan lahan basah di selatan Kota Meksiko, khususnya Danau Xochimilco dan Danau Chalco. Namun, kedua danau tersebut telah dikeringkan untuk mengurangi banjir, sehingga Danau Chaco hampir sepenuhnya menghilang. Axolotl hanya hidup di kanal-kanal danau tersebut, dan mungkin di danau ketiga, Chapultepec. Ada pula populasi axolotl dalam jumlah besar yang ditawan. Mereka sering ditemukan di kebun binatang, laboratorium, dan dipelihara sebagai hewan peliharaan. Axolotl liar berwarna abu-abu kecokelatan, tetapi bisa juga albino. Warna ini tidak memiliki pigmen cokelat dan tampak putih kemerahan. Warna yang menarik ini diminati dalam perdagangan hewan peliharaan dan telah dibiakkan secara selektif.

E.Fakta Unik

Salamander Axolotl telah lama memikat masyarakat, terlebih lagi saat mereka pertama kali dibawa dari Meksiko ke Paris pada tahun 1864. Orang-orang Eropa di seluruh benua mulai mengembangbiakkan salamander, yang menjadi awal mula perdagangan hewan peliharaan yang berkembang biak dengan mudah di penangkaran. Di alam liar, warnanya sebagian besar cokelat keabu-abuan. Axolotl yang berwarna lebih terang, terutama yang bertubuh putih dan insang merah muda, biasanya dibiakkan sebagai hewan peliharaan. Namun, di sebagian besar negara, spesies ini tidak dapat diperdagangkan lintas batas internasional, sebagian karena kekhawatiran bahwa mereka akan diburu dari alam liar. Axolotl ilegal untuk dimiliki di beberapa negara bagian AS karena alasan yang sama. Namun, axolotl ilegal untuk dimiliki di beberapa negara bagian AS karena sebagian berisiko melarikan diri dari penangkaran dan kawin silang dengan salamander asli.

Axolotl juga merupakan subjek penelitian umum bagi para ahli biologi, berkat kapasitasnya untuk meregenerasi anggota tubuh, jantung, sumsum tulang belakang, dan bahkan bagian otak yang hilang atau rusak —semuanya tanpa jaringan parut permanen. Karena jaringan parut mencegah regenerasi jaringan, mencari tahu bagaimana dan mengapa axolotl tidak mengalami jaringan parut dapat membuka kemampuan manusia untuk meregenerasi jaringan. Sebuah studi pada April 2021, misalnya, menguraikan bagaimana molekul axolotl berkomunikasi untuk mendorong regenerasi.

Meskipun populasi mereka di penangkaran ada di mana-mana, axolotl liar terancam punah. Amfibi ini pernah menghuni danau-danau dataran tinggi di sekitar Kota Meksiko, tetapi degradasi habitat telah membatasi mereka hanya di beberapa kanal pedalaman di daerah tersebut.

REPTIL (Bronchocela jubata) BUNGLON SURAI

A.Sistem Klasifikasi

Kingdom: Animalia

Filum: Chordata

Kelas: Reptilia

Ordo: Squamata

Famili: Agamidae

Genus: Bronchocela

Spesies: B. jubata

Nama Latin/Ilmiah: Bronchocela jubata

B.Sistem Pernapasan

Bunglon Surai bernapas dengan menggunakan paru – paru, seperti reptilia pada umumnya. Sistem pernapasan Bunglon Surai memiliki adaptasi pernapasan. Seperti pada saat menarik udara masuk ke dalam paru – paru maka tulang rusuknya akan mengembang dan paru – paru Bunglon Surai tidak mengembang atau mengempis karena pergerakan paru – paru Bunglon Surai lebih terbatas dan dibantu oleh gerakan -gerakan otot di sekitarnya.

Mekanisme pernapasan Bunglon Surai terdiri atas inhalasi, pertukaran gas dan ekshalasi. Pada inhalasi Bunglon Surai akan menghirup udara melalui hidung atau mulut. Kemudian udara masuk ke trakea dan menuju paru – paru. Selanjutnya, pada pertukaran gas, udara akan mengalami pertukaran pada paru -paru. Oksigen akan berpindah atau berdifusi ke dalan darah, sedangkan karbon dioksida dari darah akan berdifusi ke dalam udara di paru – paru. Dan yang terakhir ekshalasi, dimana karbon dioksida akan keluar dari paru – paru melalui trakea hingga terhembuskan melalui hidung atau mulut.

C.Sistem Reproduksi

Bunglon surai memiliki sistem reproduksi yang unik dan menarik. Sama seperti reptil lainnya, bunglon umumnya bereproduksi secara ovipar (bertelur). Namun, ada beberapa spesies bunglon, termasuk beberapa jenis yang berkerabat dekat dengan bunglon surai, yang menunjukkan sifat ovovivipar (telur menetas di dalam tubuh induk).

Mekanisme reproduksi nya diawali dengan jantan yang menarik perhatian betina dengan tampilan warna mencolok, postur tubuh yang khas, dan perilaku tertentu. Setelah betina siap, terjadilah perkawinan. Jantan akan memasukkan hemipenisnya ke dalam kloaka betina untuk memindahkan sperma. Kemudian sperma akan membuahi sel telur di dalam oviduk betina. Dan Telur yang telah dibuahi akan berkembang menjadi embrio di dalam oviduk.

Masa inkubasi telur bunglon bervariasi tergantung pada spesies dan kondisi lingkungan, umumnya berkisar antara beberapa minggu hingga beberapa bulan. Uniknya, betina akan menggali lubang di tanah yang lembap untuk meletakkan telur- telurnya ketika embrio telah berkembang sempurna. Ukuran dan spesies betina sangat menentukan jumlah telur yang dihasilkan. Terakhir telur akan menetas setelah masa inkubasi selesai. Anak bunglon yang baru menetas akan keluar dari telur dan mulai hidup mandiri

D.Cara Hidupnya/Habitatnya

Bunglon Surai merupakan makhluk arboreal, yang artinya mereka lebih suka hidup di atas pohon daripada di tanah. Biasanya Bunglon Surai bisa ditemukan di semak-semak dan pepohonan di hutan, kebun, atau bahkan di pekarangan rumah. Mereka menyukai tempat-tempat yang memiliki banyak ranting dan daun untuk bersembunyi dan berkamuflase. Bunglon surai memiliki persebaran di Sumatra, Jawa, Bali, Kalimantan, Sulawesi.

E.Fakta Unik

Bunglon Surai dapat berubah warna menjadi coklat kekuningan atau hijau kusam ketika Bunglon Surai merasa stress atau terganggu. Lucu yaa Bunglon Surai aja bisa stress hehehehe.

AVES ( Pavo muticus )

Burung Merak

A. Sistem Klasifikasi Kingdom: Animalia

Phylum: Chordata

Class: Aves

Ordo: Galliformes

Family: Phasianidae

Genus: Pavo (untuk merak asli Asia) dan Afropavo (untuk merak Kongo)

Ada tiga spesies merak:

  • Pavo cristatus – Merak India atau Merak Biru: Spesies merak paling dikenal, berasal dari anak benua India.
  • Pavo muticus – Merak Hijau: Ditemukan di Asia Tenggara, dari Myanmar hingga pulau Jawa.
  • Afropavo congensis – Merak Kongo: Merak yang ditemukan di hutan tropis Afrika Tengah.

B.SISTEM PERNAPASAN

  1. Paru-paru

Merak memiliki paru-paru yang lebih kecil dibandingkan dengan mamalia, tetapi berfungsi secara efisien untuk pertukaran gas. Paru-paru burung terhubung dengan sistem kantong udara yang membantu dalam pengaturan aliran udara.

2.Kantong Udara

Salah satu fitur unik dari sistem pernapasan burung adalah keberadaan kantong udara. Merak memiliki beberapa kantong udara, yang berfungsi untuk menyimpan dan mengalirkan udara ke dalam paru-paru. Kantong udara ini terletak di bagian depan dan belakang paru-paru dan berfungsi sebagai sistem ventilasi yang meningkatkan efisiensi pernapasan.

3.Proses Pernapasan

Proses pernapasan pada merak terdiri dari dua fase:

  • Inhalasi: Ketika merak menghirup udara, udara masuk ke dalam kantong udara yang terletak di bagian belakang, dan sedikit udara masuk ke paru-paru. Pada saat yang sama, udara yang telah diproses sebelumnya akan bergerak dari paru-paru ke kantong udara di bagian depan.
  • Exhalasi: Saat merak menghembuskan napas, udara dari kantong udara di bagian belakang akan didorong ke paru-paru untuk pertukaran gas, sedangkan udara dari kantong udara di bagian depan dikeluarkan dari tubuh.

4.Pertukaran Gas

Di paru-paru, oksigen dari udara yang dihirup diserap ke dalam aliran darah, sementara karbon dioksida dikeluarkan dari darah ke udara untuk dibuang. Sistem kantong udara ini membuat burung, termasuk merak, dapat mengalirkan udara segar secara konstan melalui paru-paru, bahkan saat menghembuskan napas.

C.SISTEM REPRODUKSI

  1. Sistem Reproduksi Betina dan Jantan

Merak Jantan: Merak jantan memiliki alat reproduksi yang disebut testis, yang terletak di dalam tubuh dan berfungsi untuk memproduksi sperma. Selama musim kawin, testis merak jantan berkembang untuk meningkatkan produksi sperma.

Merak Betina: Merak betina memiliki indung telur (ovarium) yang memproduksi sel telur. Betina biasanya memiliki warna bulu yang lebih sederhana dibandingkan jantan, sebagai strategi untuk camouflaging.

  1. Musim Kawin. Musim kawin merak biasanya berlangsung pada musim semi atau awal musim panas. Pada periode ini, merak jantan akan menunjukkan perilaku yang menonjol untuk menarik perhatian betina, termasuk memperlihatkan bulu ekor yang indah dan melakukan tarian.
  2. Perkawinan. Merak termasuk dalam kelompok burung poligami, di mana satu jantan dapat kawin dengan beberapa betina. Merak jantan akan mencari betina yang tertarik dengan penampilan dan pertunjukan yang menawan. Setelah merak betina memilih jantan, proses perkawinan terjadi. Merak jantan melakukan ritual kawin dengan menunjukkan ekor yang lebar dan berkilauan serta melakukan gerakan tari.
  3. Pembuahan dan Penetasan. Setelah pembuahan, merak betina akan membuat sarang yang biasanya terletak di tanah atau di tempat yang terlindung. Sarang ini akan diisi dengan 3 hingga 6 butir telur. Telur akan dierami oleh merak betina selama sekitar 28 hingga 30 hari sampai menetas. Selama periode ini, betina menjaga dan melindungi telur dari predator.
  1. Kematangan Seksual. Merak jantan dan betina biasanya mencapai kematangan seksual pada usia sekitar 2 hingga 3 tahun. Setelah mencapai kematangan, mereka akan siap untuk terlibat dalam reproduksi setiap musim kawin.

D.Cara Hidupnya/Habitatnya

  1. Habitat Alami. Merak biasanya hidup di habitat hutan tropis dan subtropis. Habitat ini dapat mencakup:
    • Hutan Hujan Tropis: Merak, terutama merak hijau (Pavo muticus), sering ditemukan di hutan-hutan yang lebat di Asia Tenggara, di mana mereka dapat bersembunyi dari predator dan mencari makanan.
    • Hutan Kering dan Semi-Kering: Beberapa spesies merak dapat ditemukan di hutan kering atau semi-kering yang memiliki vegetasi yang cukup.
    • Rawa dan Area Berair: Merak juga dapat ditemukan di dekat area berair seperti rawa dan sungai, di mana mereka bisa mendapatkan makanan seperti biji-bijian, buah-buahan, dan serangga.

2.Adaptasi Habitat

  • Perlindungan dan Makanan: Merak membutuhkan habitat yang menyediakan perlindungan dari predator dan sumber makanan yang cukup. Bulu-bulu mereka yang indah membantu mereka berkamuflase di lingkungan mereka.
  • Pohon untuk Bertengger: Merak sering membutuhkan pohon yang tinggi untuk bertengger, terutama pada malam hari atau saat beristirahat.
  1. Habitat Buatan. Di beberapa daerah, merak juga dapat ditemukan di habitat yang dibuat oleh manusia, seperti:
    • Taman dan Kebun: Merak sering kali ditemui di taman dan kebun, terutama di kebun binatang atau taman yang memiliki area yang luas dan vegetasi.
    • Lahan Pertanian: Di beberapa tempat, merak dapat terlihat mencari makanan di lahan pertanian, terutama yang memiliki biji-bijian dan tanaman lainnya.

E.FAKTA UNIK MERAK

  1. Bulu Ekor yang Indah. Merak jantan terkenal dengan bulu ekor yang sangat indah dan berwarna-warni, yang terdiri dari bulu-bulu panjang yang disebut "train." Bulu ini dapat mencapai panjang hingga 1,5 meter dan memiliki pola mata yang indah yang berfungsi untuk menarik perhatian betina saat musim kawin.
  2. Ritual Pertunjukan. Merak jantan melakukan ritual pertunjukan yang menakjubkan dengan mengembangakan bulu ekor mereka dan melakukan tarian untuk menarik perhatian betina. Gerakan ini mencakup memutar tubuh dan menggoyangkan ekor dengan anggun.
  3. Suara yang Beragam. Merak memiliki suara yang bervariasi, mulai dari teriakan keras hingga suara yang lebih lembut. Suara mereka bisa terdengar seperti "kree" atau "honk" yang digunakan untuk berkomunikasi dengan anggota kelompok atau untuk memperingatkan predator.
  4. Poligami. Merak jantan bersifat poligami, yang berarti satu jantan dapat kawin dengan beberapa betina selama musim kawin. Betina akan memilih jantan berdasarkan pertunjukan yang mereka lakukan dan keindahan bulu ekor.
  5. Kemampuan Terbang yang Terbatas. Meskipun merak memiliki sayap, mereka tidak terbang dengan baik. Mereka lebih sering berjalan atau berlari di tanah. Saat terbang, merak biasanya hanya dapat terbang dalam jarak pendek untuk menghindari predator.

MAMMALIA (Hippopotamus amphibius) Kuda Nil

A. Sistem Klasifikasi Kingdom :

Animalia Kelas : Mamalia

Ordo : Artiodactyla

Famili : Hippopotamidae

Genus : Hippopotamus

Spesies : H. amphibius

Nama Latin/Ilmiah : Hippopotamus amphibius

B.Sistem Pernafasan

Kuda nil bernapas dengan paru-paru melalui lubang di hidungnya. Lubang hidung kuda nil dapat menutup, yang memudahkan mereka untuk menahan napas saat berendam. Mereka bahkan bisa tidur siang di dalam air lalu muncul ke permukaan untuk bernapas tanpa terbangun setiap 5 atau 6 menit sekali. Tapi, kemampuan ini hanya dimiliki oleh kuda nil dewasa. Anak kuda nil umumnya belum memiliki kapasitas paru-paru yang sama dengan kuda nil dewasa, sehingga mereka harus lebih sering muncul ke permukaan untuk bernapas.

C.Sistem Reproduksi

Kuda nil bersifat poligami, artinya seekor kuda jantan kawin dengan beberapa betina dalam kelompok sosial. Meskipun pembiakan tidak sepenuhnya musiman, pembuahan biasanya terjadi selama musim kemarau, antara Februari dan Agustus dengan masa bunting berlangsung selama 10-11 bulan dan akan melahirkan 1 ekor anak, kelahiran biasanya terjadi selama musim hujan, antara Oktober dan April.

D.Cara Hidupnya/Habitatnya

Kuda nil adalah mamalia semi-akuatik, yang biasanya menghuni danau, sungai, dan rawa yang dangkal. Air harus cukup dalam agar kuda nil dapat menenggelamkan seluruh tubuhnya; biasanya air dengan kedalaman sekitar 2 meter lebih disukai. Pada siang hari, kawanan lebih suka tidur di air dangkal, atau terkadang di tepian lumpur, yang dikelompokkan berdekatan. Di perairan inilah perkawinan dan kelahiran terjadi. Ketika air dangkal tidak ada, kuda nil tinggal di air yang lebih dalam, hanya menyisakan lubang hidung mereka di atas permukaan untuk bernapas. Kuda nil muncul dari air saat senja dan pergi ke darat untuk mencari makan, dan berjalan sendiri-sendiri menyusuri jalur yang sudah dikenal biasanya kurang dari 1,6 km ke daerah penggembalaan rumput yang lebat di sepanjang tepian air.

E.Fakta Unik

  • Kuda nil merupakan satwa yang badannya tidak pernah berkeringat. Maka dari itu, saat keluar dari dalam air, tubuhnya akan cepat untuk kering lagi. Meskipun begitu, tubuh kuda nil dapat mengeluarkan zat berminyak yang membuat kulitnya selalu lembap. Hal ini bertujuan untuk mencegah paparan sinar matahari dan memiliki sifat antibakteri.

  • Meski sering di dalam air, kuda nil tidak bisa berenang atau bernapas di dalam air. Akan tetapi, kuda nil memiliki kemampuan untuk berlari dengan sangat cepat, bahkan saat di dalam air. Meski tubuhnya besar, tubuh kuda nil terutama kepala dapat mengembangkan sistem adaptasi otomatis. Kepala kuda nil akan tetap berada di atas air untuk bernapas meskipun seluruh badannya berada di dalam air.
  • Kuda nil memiliki tubuh yang sangat besar, membuatnya dapat memakan banyak makanan. Kuda nil biasanya menghabiskan 16 jam untuk berendam di dalam air, setelahnya ia akan merasa lapar. Kuda nil akan keluar dari air dan mencari makanan, seperti buah dan tumbuh-tumbuhan yang bisa dikonsumsinya sampai 60 pon.
  • Saat melahirkan, kuda nil bisa melahirkan anak yang beratnya bisa mencapai 45 kilogram atau 100 pon. Bayi kuda nil bisanya akan menyusu pada induknya yang bisa dilakukan di darat dan di air. Saat menyusui di dalam air, bayi kuda nil akan menutup hidung dan telinganya agar bisa menyusui dengan aman.
  • Kuda nil merupakan hewan yang tidak mengembangkan ikatan sosial di antara spesiesnya. Ikatan yang terjalin biasanya hanya antara induk dan anak kuda nil itu sendiri. Selain itu, kuda nil juga tidak mempunyai perilaku territorial.