PENGAMATAN BARBONYMUS SCHWANENFELDII DAN ANIMALIA LAINNYA BESERTA KLASIFIKASINYA KELOMPOK 8A

PENGAMATAN BARBONYMUS SCHWANENFELDII DAN ANIMALIA LAINNYA BESERTA KLASIFIKASINYA KELOMPOK 8A
PENGAMATAN BARBONYMUS SCHWANENFELDII DAN ANIMALIA LAINNYA BESERTA KLASIFIKASINYA KELOMPOK 8A
1. Ikan Kaviat (Barbonymus Schwanenfeldii)
Tengadak, kapiat, atau lempam (Barbonymus schwanenfeldii) adalah sejenis ikan air tawar anggota suku Cyprinidae (kerabat ikan mas). Ikan ini menyebar luas di Asia Tenggara daratan dan Indonesia bagian barat. Profil badannya bundar telur memanjang apabila dilihat dari samping, dan memipih tegak dilihat dari depan; dengan garis tengkuk yang melengkung hingga awal sirip dorsal. Moncongnya menumpul; dua pasang sungut terdapat di atas dan di sudut mulutnya, di rahang atas. Sirip-sirip dorsal dan kaudal berwarna merah indah.
Sistem Klasifikasinya : Pisces
Sistem Pernapasan : insang
Sistem Reproduksi : bertelur
Cara hidupnya/habitatnya : Tempat hidup atau babitat asli nya ikan kaviat ini adalah sungai-sungai besar dan kecil termasuk di selokan atau parit, kapiat lebih banyak memakan tumbuhan seperti lumut, tumbuh tumbuhan darat yang terendam di dalam air, ganggang, hewan hewan kecil seperti mikroba dan lain lain. Sebaran ikan kaviat di Indonesia berada di daerah Sumatra dan Kalimantan, sedangkan di negara asia tenggara sebaran ikan kaviat berada di Kamboja, Malaysia, Laos, Thailand, Vietnam dan Singapura. Meskipun saat ini di Singapura di perkirakan ikan kaviat lokal telah punah.
2. Salamander Axolotl (Ambystoma Mexicanum)
Axolotl berasal dari bahasa Nāhuatl āxōlōtl (“monster air”) atau salamander meksiko (Ambystoma mexicanum) adalah salamander neotenik yang berhubungan dekat dengan salamander harimau. Larva spesies ini tidak mengalami metamorfosis, sehingga axolotl dewasa tetap bersifat akuatik dan memiliki insang.
Sistem Klasifikasinya : Amphibi
Sistem Pernapasan : Selain memiliki insang, axolotl memiliki paru-paru yang sangat kecil, yang terkadang digunakan untuk mengambil sedikit udara di permukaan.
Sistem Reproduksi : Salamander axolotl berkembang biak dengan cara bertelur. Mereka mencapai kematangan seksual pada usia satu tahun.
Cara hidupnya/habitatnya : Satu-satunya habitat alami axolotl berada di wilayah sekitar danau dan kanal Xochimilco, sebelah selatan Mexico City, di mana suku Aztec pernah menggunakan sejumlah "taman terapung" alami yang menumpuk di atas anyaman tikar buluh untuk bercocok-tanam. Axolotl memiliki ciri khas larva salamander, termasuk insang luar dan sirip ekor yang memanjang dari belakang kepala hingga lubang ventilasi. Insang luar biasanya hilang ketika spesies salamander dewasa, meskipun axolotl mempertahankan ciri ini. Hal ini disebabkan oleh evolusi neoteny mereka, di mana axolotl jauh lebih akuatik dibandingkan spesies salamander lainnya.
3.Tegu Merah (Tupinambis Rufescens)
Tegu Merah juga disebut Kadal Tegu Merah Argentina , atau sederhananya, Tegu Argentina , adalah spesies kadal besar yang ditemukan di beberapa bagian Amerika Selatan. Ini adalah anggota terbesar dari genus kadal Tupinambis yang berisi enam spesies tegu lainnya. Mereka dikenal karena temperamennya yang jinak, sehingga mudah dijinakkan oleh manusia. Mereka dicirikan oleh tubuh berotot, tengkorak lebar (kepala), leher sangat pendek dan lidah bercabang.
Sistem Klasifikasinya : Reptil
Sistem Pernapasan : Tegu merah bernapas menggunakan paru-paru. Paru-paru nya berada dalam rongga dada dan dilindungi oleh tulang rusuk.
Sistem Reproduksi : Selama musim reproduksi, tegus merah Argentina dapat menaikkan suhu tubuhnya hingga 10 °C di atas suhu lingkungan ( endotermi reproduksi musiman ). Hal ini mungkin bermanfaat ketika keluar dari hibernasi, menumbuhkan kembali gonad , memproduksi gamet (gametogenesis), kawin, dan (bagi betina) memproduksi telur dan mengeraminya.
Cara hidupnya/habitatnya : Tegu merah ini ditemukan di berbagai habitat seperti sabana, rawa, padang rumput, hutan hujan, dan lapangan terbuka.
4.Orangutan Kalimantan (Pongo Pygmaeus)
Orangutan mempunyai ciri morfologi tubuh yang gemuk, perutnya besar dengan lengan yang panjang dan kaki yang pendek, serta tidak mempunyai ekor . Orangutan juga mampu mengendalikan otot-otot wajahnya, sehingga dapat menimbulkan berbagai ekspresi wajah. Orangutan hidup secara arboreal, sehingga menyebabkan adanya adaptasi morfologis yang menyebabkan lengan orangutan lebih panjang dan kuat dibandingkan kakinya. Panjang lengannya bahkan dapat mencapai 2 m. Pakan orangutan sangat bervariasi, diantaranya buah-buahan berdaging lembek dan berbiji. Selain itu, orangutan juga memakan daun-daunan, termasuk tunas muda, terutama ketika buah-buahan menjadi jarang. Makanan lain yang juga dikonsumsi orangutan adalah serangga, kulit pohon, beberapa hewan kecil, madu, dan bahkan tanah.
Sistem Klasifikasinya : mamalia
Sistem Pernapasan : paru-paru, organ pernapasan orangutan memang mirip manusia secara anatomi dan fisiologisnya, dikarenakan sistem pernapasan orangutan terdiri atas cavum nasal, faring, laring, trakea, bronkus, bronkiolus, dan alveolus di dalam pulmo, sehingga organ pernapasan tersebut sama seperti yang dimiliki manusia.
Sistem Reproduksi : melahirkan
Cara hidupnya/habitatnya : Orangutan pada umumnya dapat hidup diberbagai tipe dan kondisi habitat, dari hutan tropis dataran rendah, rawa-rawa, hingga hutan perbukitan.
5. Elang bondol (Haliastur Indus)
Berkuran sedang (43–51 cm), memiliki sayap yang lebar dengan ekor pendek dan membulat ketika membentang. Bagian kepala, leher dan dada berwarna putih, sisanya berwarna merah bata pucat, bagian ujung bulu primer berwarna hitam, dan tungkai berwarna kuning. Pada individu anak secara keseluruhan berwarna coklat gelap, pada beberapa bagian bergaris-garis putih mengkilap.
Sistem Klasifikasinya : Aves
Sistem Pernapasan : Elang mempunyai sistem pernapasan yang baik dan mampu untuk menyimpan jumlah oksigen yang banyak yang diperlukan ketika terbang. Jantung burung elang terdiri dari empat bilik seperti manusia. Bilik atas dikenal sebagai atrium, sementara bilik bawah dikenali sebagai ventrikel.
Sistem Reproduksi : Reproduksi. Musim kawin Elang Bondol berlangsung pada musim kemarau dari bulan Januari-Agustus (Jawa) atau Desember-Maret (Kalimantan). Berkembang biak secara bertelur (ovipar) dan menghasilkan telur mulai dari 1-2 butir dengan masa pengeraman selama 28-35 hari.
Cara hidupnya/habitatnya : Habitat terbaik untuk elang bondol adalah area tepi laut yang berlumpur seperti hutan mangrove, muara sungai, dan pesisir pantai.
Disusun Oleh:
Kelompok 8
1. Sri Wahyuningsih (22104080021)
2. Syadilla Farrah Diba Wijawa (22104080035)
3. M. Zilman Nadzif (22104080042)
4. Putri Ayu Nurmalitasari (22104080055)
5. Dwi Munadayah (22104080080)
6. Ria Noorjanah (22104080094)
(Anisatul Hidayah)