Seminar Nasional UIN Salatiga Tekankan Integrasi Nilai Wasathiyah Islam dalam Pembelajaran IPA

Universitas Islam Negeri (UIN) Salatiga kembali menegaskan komitmennya dalam menguatkan moderasi beragama melalui penyelenggaraan Seminar Nasional bertema *“Integrasi Interkoneksi Nilai-Nilai Wasathiyah Islam dalam Pembelajaran IPA”*. Kegiatan yang berlangsung pada Kamis, 27 November 2025 ini digelar di Auditorium Lantai 3 Gedung KH. Ahmad Dahlan, Kampus III UIN Salatiga. Acara menghadirkan para akademisi, praktisi, serta mahasiswa, dengan narasumber Dr. Fitri Yuliawati, M.Pd.Si., dari UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Arif Billah, S.Si, M.Pd dari UIN Salatiga dan moderator Hadid Ady Nugraha, S.Pd.Gr yang merupakan alumni Tadris IPA, FITK, UIN Salatiga.

Rangkaian acara dimulai pukul 08.00 WIB dengan registrasi peserta, dilanjutkan pembukaan resmi yang diisi dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya, pembacaan ayat suci Al-Qur’an, dan sambutan dari Ketua Program Studi Tadris IPA Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK), Dr. Peni Susapti, M.Si. Dalam sambutannya, beliau menegaskan bahwa integrasi nilai-nilai Islam wasathiyah telah menjadi agenda penting dalam pendidikan nasional. Hal ini selaras dengan arah kebijakan Kementerian Agama dalam memperkuat moderasi beragama sebagai fondasi kehidupan berbangsa dan bernegara, sehingga UIN Salatiga terkhusus Prodi Tadris IPA harus juga mengingatkan civitas akademik untuk dapat mengintegrasikan dan menginterkoneksikan nilai nilai Wasathiyah Islam dalam Pembelajaran.

Memasuki sesi utama, Dr. Fitri Yuliawati menyampaikan materi membahas kaitan antara visi-misi institusi dengan pengembangan pendidikan berbasis nilai wasathiyah. Narasumber menegaskan bahwa visi keilmuan program studi harus selaras dengan visi universitas yang menekankan pemaduan keilmuan dan keislaman untuk peradaban. Integrasi nilai moderasi dalam kurikulum menjadi langkah strategis untuk mencetak lulusan yang unggul, moderat, dan berdaya saing global. Peserta seminar juga diajak memahami bahwa capaian pembelajaran lulusan (CPL) perlu memuat kemampuan literasi data, literasi teknologi, literasi manusia, serta etika digital yang relevan dengan tantangan zaman.

Narasumber ke 2, Arif Billah, S.Si, M.Pd dapat menarik peserta sehingga antusias ketika narasumber memaparkan contoh penerapan konkret nilai wasathiyah dalam pembelajaran. Misalnya, dalam konteks pembelajaran IPA, nilai *tasamuh* dan *syura* dapat dikembangkan melalui diskusi kelompok, *i’tidal* melalui penilaian yang objektif, sementara *qudwah* ditunjukkan melalui keteladanan perilaku dosen. Model pembelajaran seperti ini dinilai mampu membentuk suasana kelas yang inklusif, kolaboratif, dan berorientasi pada solusi. urgensi mengintegrasikan nilai-nilai Islam wasathiyah ke dalam pembelajaran IPA. Ia menegaskan bahwa pembelajaran sains tidak hanya berfungsi untuk membangun kemampuan berpikir kritis dan empiris, tetapi juga menjadi ruang strategis untuk menanamkan nilai karakter. "Sains yang diajarkan tanpa nilai dapat melahirkan generasi cerdas namun tidak bijak," jelasnya. Nilai-nilai wasathiyah seperti *tawasuth* (jalan tengah), *tawazun* (keseimbangan), *i’tidal* (keadilan), *tasamuh* (toleransi), *syura* (musyawarah), *ishlah* (perbaikan), dan *qudwah* (keteladanan) merupakan karakter yang dapat dibentuk melalui proses pembelajaran

Seminar kemudian ditutup dengan refleksi dan ajakan untuk terus mengembangkan pembelajaran moderat di seluruh program studi. Dr. Fitri menegaskan bahwa integrasi nilai wasathiyah bukan sekadar wacana, melainkan kebutuhan nasional yang harus diwujudkan melalui perencanaan kurikulum, pelaksanaan pembelajaran, hingga evaluasi berkelanjutan. Pendidikan berperan penting dalam membentuk masyarakat yang damai, toleran, dan beradab, sehingga integrasi nilai wasathiyah diharapkan dapat menjadi pijakan utama membangun generasi masa depan.

Dengan terselenggaranya seminar nasional ini, UIN Salatiga kembali menegaskan perannya sebagai pusat pengembangan keilmuan Islam moderat di Indonesia. Kegiatan ini menjadi momentum penting untuk menggerakkan dosen, mahasiswa, dan pemangku kepentingan agar terus memperkuat moderasi beragama melalui pendidikan. Seminar ini juga memperkuat optimisme bahwa integrasi nilai wasathiyah dalam pembelajaran IPA maupun bidang ilmu lainnya dapat membentuk generasi yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga bijak, inklusif, dan berkontribusi nyata bagi perdamaian.